foto:okezone.com |
Salah satu alergi
yang paling banyak diderita oleh anak-anak adalah alergi protein susu, terutama susu sapi.
Alergi susu pada anak biasanya akan terlihat sejak masih bayi, yaitu umur 6
bulan. Reaksi alergi yang ditimbulkan disebabkan oleh sistem imun yang ada di
dalam tubuh anak menganggap bahwa protein yang ada di dalam susu sapi adalah
zat asing berbahaya. Oleh sebab itu sistem imun anak akan melawan protein yang
ada dalam susu sapi sehingga timbullah reaksi yang dapat kita lihat seperti
ruam kemerahan pada tubuh, muntah, diare, kulit kering, kesulitan dalam
bernafas (asma), gatal, adanya darah pada feses dan yang paling parah dapat
menyebabkan kematian. Reaksi alergi yang ditimbulkan bervariasi setiap
individu, namun tetap perlu di perhatikan dengan baik untuk selalu menjauhi
alergen agar reaksi yang tidak diinginkan dapat dicegah. Alergi yang dimiliki
oleh anak biasanya dapat dilihat dari 2 faktor :
·
Faktor keturunan dimana
ada keluarganya yang juga memiliki alergi. Ketika orang tuanya memiliki alergi,
maka anak memiliki kemungkinan yang tinggi juga memiliki alergi walaupun tipe
alerginya bisa berbeda dengan orang tuanya.
·
Faktor dari lingkungan,
contohnya adalah polusi udara, makanan dan juga obat-obatan.
Protein pada susu sapi adalah penyebab alergi
paling tinggi nomor dua setelah telur. Dari IDAI (Ikatan Dokter Anak
Indonesia), diketahui bahwa 2-7,5% anak Indonesia pada umur satu tahun memiliki
alergi terhadap protein susu sapi. Namun jangan khawatir, banyak anak-anak yang
sewaktu bayi memiliki alergi terhadap protein pada susu sapi, namun ketika
sudah dewasa, ia sudah tidak alergi terhadap susu sapi. Di dalam susu sapi
sendiri terdapat 2 macam protein yang dapat menyebabkan alergi, dua protein
tersebut adalah kasein dan juga whey. Kandungan kasein pada susu sapi sangat
tinggi, mencapai 80% dan kasein pada susu sapi yang membuat susu berwarna
putih. Sedangkan whey didapatkan ketika protein susu sapi mengendap. Karena
itulah sangat penting untuk menjauhkan anak-anak dari segala jenis makanan yang
juga mengandung susu sapi seperti yoghurt, es krim, keju, sup krim, mayonaise,
sereal, waffle, puding dan juga saus krim. Ibu yang menyusui anak yang memiliki alergi protein
susu juga tidak boleh mengkonsumsi makanan
yang mengandung susu sapi. Karena ditakutkan protein susu sapi dapat masuk ke
dalam ASI yang nantinya diminum oleh anak tersebut.
Anak-anak yang memiliki alergi protein susu
sapi, biasanya akan mengalami kekurangan gizi karena saluran cernanya tidak
bekerja dengan maksimal untuk menyerap gizi yang ada dalam makanan sehingga
tumbuh kembangnya dapat terhambat. Untuk memenuhi nutrisi agar anak dapat
berkembang, maka orang tua harus mencari makanan pengganti yang memiliki
kandungan nutrisi yang sama. Misalnya dengan mengganti susu sapi dengan susu
kedelai ketika sudah tidak minum ASI. ketika masih bayi, ASI tidak boleh
dihentikan agar nutrisinya dapat terpenuhi. Kalaupun ternyata tidak
memungkinkan untuk minum ASI, anda dapat mencari susu
formula yang sudah diolah secara khusus sehingga dapat mengurangi timbulnya
alergi akibat protein pada susu sapi. Jangan lupa untuk memberikan lingkungan
tumbuh kembang terbaik bagi anak, seperti menjauhkan anak dari asap rokok,
tidur yang cukup, makan makanan yang bergizi dan juga bermain agar anak tidak
terlalu banyak tidur atau diam di rumah karena jika kurang bergerak dapat
menyebabkan anak mengalami kelebihan berat badan.
No comments:
Post a Comment